RSS

Dua

Pagi yang indah, sinar surya pagi yang hangat, burung-burung kecil bersenda gurau di dahan-dahan pohon akasia di sepanjang jalan Batu Sari. Kupu-kupu beterbangan di antara warna-warni bunga yang mekar nan harum semerbak, yang menggoda setiap kumbang-kumbang untuk datang dan menghampirinya.
Aku berjalan dengan langkah yang mantap. Ada kekuatan yang amat dasyat yang menumbuhkan semangatku untuk cepat sampai di tempat tujuan.
“Widi, hari ini kau semangat sekali”
Akhirnya Yuda membuka pembicaraan setelah terdiam beberapa lama, semenjak keluar dari gerbang pintu rumah Kost, dan mensejajari langkahku tak kalah semangat. Aku Cuma tersenyum.
“Heh, kau juga”
aku kembali dengan pikiranku sendiri, mencoba menikmati hijaunya rerumputan yang sebentar lagi akan lenyap ditelan kebisingan di kelokan menuju jalan Raya Puputan.
“Ada sesuatu yang belum sempat aku ceritakan kemarin malam, kau keburu tertidur lelap”
“Cerita apa?”
Kata-kata itu keluar begitu saja karena aku teringat kalau aku juga belum menceritakan sesuatu padanya, sesuatu yang membuatku begitu bersemangat di pagi itu.
“ Kau tahu kenapa aku bersemangat hari ini?”
“ Apa kau bermimpi indah kemarin?”
“ Bukan, bukan mimpi, tapi kenyataan ”
“ Kenyataan ? “
“ Iya, kemarin sebelum istirahat siang, aku dapat kenalan cewek di telpon”
Spontan aku terkejut, bukan karena Yuda mendapat kenalan cewek, tapi tepatnya karena aku juga mendapat pengalaman yang sama dalam waktu yang sama pula.
“ Bagaimana bisa ?”
“ Saat aku menghubungi nomor 705867, seseorang mengangkatnya dan dari suaranya aku tahu kalau dia anak cewek sebaya kita. Tapi saat aku menyampaikan informasi Telkom Reward itu, dia tidak percaya dan malah menuduhku bernama Kayun “
“ Kayun ?, Kayun siapa ?”
“ Mana aku tahu, tapi mungkin temennya yang suka jahil sama dia, soalnya dia sempat bicara begini, ‘ Kamu pasti kayun ya, udah … nggak usah ngaku-ngaku, pakek ngerubah suara dan ngaku dari Telkom, memang kemarin aku ngerjain kamu, tapi aku ‘kan udah minta maaf,”
“ Trus, bagaimana kalian berkenalan?”
“ heh…ya begitulah setelah susah-susah aku menjelaskan, akhirnya dia percaya juga, dan akhirnya kami berkenalan”
Aku Cuma tersenyum saja, dan aku heran, aku juga punya pengalaman yang sama.
“Da, aku juga sama, mungkin kau tidak percaya karena aku sendiri rasanya tidak percaya, semuanya seperti mimpi saja”
“ Maksudmu, kamu juga dapat kenalan?”
Aku mengangguk, “ Kurang lebihnya seperti pengalamanmu, tapi bukan karena dia nggak percaya, tapi..eh..pokoknya menyenangkan.”
“ Memang namanya siapa?”
“ Dia bilang namanya Dwi, itu saja. Aku belum tahu nama lengkapnya, memang kenalanmu namanya siapa?”
“ Namanya Ayu, dari Jimbaran”
“ Masih kuliah ?”
“ Enggak, udah kerja”
“ Pantas saja, saat makan siang di kantin, kau seperti nggak selera dan malah senyum-senyum sendiri, tapi kau tidak cerita”
“ Kau juga “
“ Kalau saja temen-temen nggak monopoli pembicaraan, mungkin aku sudah cerita waktu itu “
Pengalaman yang sangat menarik. Kami ber-enam, tiga orang dari jurusan Sekretaris dan tiga orang dari jurusan Komputer Akuntansi ditempatkan PKL di Dinas Marketing PT. Telkom, Tbk semua kejadian itu seperti mimpi. Tapi kurasa teman-teman yang lain tidak merasakannya. Yudi, temanku satu jurusan terlihat tidak betah, tapi kurasa soal cewek dia sangat berpengalaman sedang temen-temen cewek dari jurusan Sekretaris, terlalu asik dengan tugas-tugasnya, tapi aku tidak terlalu memikirkan mereka.
Separuh jalan sudah terlampaui, suara bising mulai kurasakan memekakkan telinga. Aku kembali sibuk dengan pikiranku sendiri. Angin berhembus lagi, menerbangkan daun-daun dan sampah-sampah plastik.
Kepalaku yang masih terasa terbalut sesuatu, terasa nyeri kembali. Sakit menusuk-nusuk. Dinding-dinding menari-nari dan berubah seram. Aku meggerakkan-gerakkan badanku,tapi aku hanya bisa menoleh-noleh saja karena cengkraman-cengkraman di pergelangan tangan dan kaki sangat kuat. Di sisi kananku berbaring, samar-samar terbayang wajah Ayah dan Ibu, sedang di sisi kiriku, Kakak perempuanku duduk termangu memandangiku lekat-lekat, dengan mata basah dan sembab.
Hei, kenapa kakakku bersedih?, sedang aku bahagia dengan kenalanku kemarin,. Ah, kakakku tidak tahu, aku belum sempat menceritakannya, badanku masih terasa begitu lemah dan berangsur-angsur bayangan-bayangan itu memudar dan akhirnya hilang kembali. Kemudian suasana berubah menjadi hitam pekat dan sunyi.

* * *

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS