RSS

Satu



ngin berhembus pelan dari sebuah lubang kayu besar tepat di depan wajahku. Kain putih yang bergelantungan di sisinya berayun melambai memanggil-manggil. Sinar surya senja dengan leluasa menerobos dan mengguyur tubuhku yang terbaring lemah di atas kasur busa yang diselimuti kain serba putih di atas ranjang besi yang kokoh, di sudut sebuah ruangan segi empat yang kurasa teramat sangat luas sehingga setiap pandanganku hanya menumbuk ruang-ruang kosong.

Aku mencoba bangkit dan meronta dengan harapan dapat terbebas dari cengkraman¬cengkraman kuat di pergelangan kaki dan tanganku. Tapi seketika itu tanganku terasa tersentuh sesuatu, harum menusuk hidung, dan sesosok bayangan putih dengan sebuah tabung transparan raksasa dengan jarum di pucuknya kemudian melayang menghampiriku. Aku berlari menghindar dengan segenap sisa tenaga, sejauh aku dapat berlari, namun lututku yang mulai terasa nyeri akibat luka lecet tak mampu lagi mendukungku dan tabung raksasa dengan jarum dipucuknya keburu menancap di sisi kanan pantatku. Bau obat. Sakit sebentar, kemudian suasana berubah gelap dan badanku yang sudah amat lelah sudah rebah kembali, pasrah dengan cengkraman-cengkraman pada pergelangan tangan dan kaki. Sedang kepalaku yang terasa begitu berat penuh pembalut menutupi wajah , terlalu sibuk bertarung dengan pikiran-pikiranku sendiri serta kenangan¬kenangan yang berlalu-lalang silih berganti.

***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS